Foto : ilustrasi kapal cargo |
Rokok Luffman tanpa pita cukai produksi Negara Vietnam ini, pertama kali muncul di Kota Batam pada tahun 2020 lalu. Kini beredar kembali di wilayah Sumatera dan sekitarnya.
Diketahui, rokok putih jenis SKM ini terbilang cukup menguasai pasar sigaret di Kota Batam hingga menembus pasaran ke berbagai daerah seperti wilayah Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Sebelumnya, rokok merek Luffman ini merupakan produksi PT. Leadon International Batam yang berdomisili di Kawasan Citra Buana 3, Batam Center.
Banyaknya peredaran rokok Luffman palsu yang nyaris ditemukan di seluruh kios-kios hingga grosir di Kota Batam tentunya memberikan dampak buruk terhadap citra PT. Leadon International selaku produsen rokok tersebut.
Hingga pada Juli 2020, akhirnya PT. Leadon International Batam memutuskan untuk menghentikan total produksi merek rokok Luffman.
Usus punya usut, ternyata rokok Luffman tanpa cukai ini di produksi di negara Vietnam. Rokok ini diselundupkan ke wilayah Indonesia dengan sindikat jaringan internasional.
Lantas, siapakah aktor dibalik penyelundupan rokok jaringan internasional ini?.
Dari penelusuran awak media Inspirasikepri.com, peredaran rokok tersebut dikendalikan oleh seseorang pria berinisial AL yang diketahui berdomisili di Kota Batam.
Disini, sumber Inspirasikepri.com membeberkan modus penyelundupan rokok Luffman jaringan internasional menggunakan kontainer yang diangkut kapal Kargo P 55 via Vietnam-Singapura-Indonesia.
Dijelaskan Narasumber, P 55 adalah kapal general cargo yang mengangkut bermacam-macam muatan barang. Kapal ini dilengkapi dengan crane pengangkut barang untuk memudahkan bongkar muat. Diketahui, kapal P 55 ini memiliki nomor IMO: 9128752, MMSI: 457158000 berbendera Mongolia.
Berangkat dari pelabuhan internasional Cai Map, Vietnam. Selanjutnya, kapal kargo P 55 yang sudah dimuat rokok dalam puluhan kontainer dan disisip pada ratusan kontainer bermuatan barang legal bertolak ke Pelabuhan Singapura.
"Sesampainya nanti di Singapura sembari menunggu aba-aba dari bos, lalu kapal kargo P 55 ini bergerak ke perairan perbatasan Singapura-Indonesia (Batam)," beber pria yang pernah menggeluti dunia penyelundupan rokok, Selasa (11/20/2022).
"Setelah mendapat perintah dari atasan, kapal P 55 berlayar ke perairan perbatasan Singapura-Indonesia (Batam) tepat nya berbatasan dengan perairan Tanjung Balai Karimun. Nah, di perairan itu mereka akan bongkar kontainer atau memindahkan muatan rokok ke beberapa kapal kayu dan Speedboat jenis High Speed Craft (HSC) yang sudah stanby secara Ship to ship," tambahnya.
Lanjutnya, usai memindahkan muatan rokok ke kapal Kayu dan speedboat, selanjutnya kapal kayu dan sejumlah speedboat ini akan berlayar membawa ribuan dus rokok ke Tanjung Berakit, Bintan untuk diedarkan di wilayah Kepri.
"Sementara, speedboat jenis HSC yang sudah di desain khusus untuk kegiatan penyelundupan ini akan berlayar membawa rokok menuju ke wilayah pesisir timur Sumatera, Jawa dan Kalimantan," ungkapnya.
Dalam sehari, ABK kapal dapat melakukan bongkar muatan rokok hingga mencapai 3 kontainer dengan rincian satu kontainer berisi 1000 dus rokok. Jika usai melakukan bongkar 3 kontainer, kapal P 55 kembali bergerak dan berlabuh jangkar di perairan Pulau Nipah.
"Sebenarnya tergantung situasi dan kondisi, jika laut dipastikan aman (tidak ada petugas patroli), mereka akan bongkar. Namun jika laut belum aman, kapal P 55 akan pindah ke dekat perairan Pulau nipah tepatnya di selat Singapura," katanya.
Untuk mengelabuhi incaran petugas penjaga perairan, nahkoda kapal P 55 ini sengaja mematikan Automatic Identification System (AIS) agar tidak terdeteksi radar petugas berwenang.
"Mereka sengaja mematikan AIS untuk mengelabuhi petugas. Disaat itulah mereka mulai melakukan kegiatan bongkar rokok hingga berhari-hari bahkan mencapai 2 pekan.
Berdasarkan data yang diterima awak media, AIS kapal P 55 terakhir aktif pada tanggal 5 Oktober 2022. Namun menurut sumber terpercaya, hingga saat ini kapal tersebut masih melakukan perjalanan membawa muatan rokok di perairan Indonesia-Singapura. (Isp)