Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin. |
INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin mengaku kecewa dengan pemadaman listrik tanpa pemberitahuan yang dilakukan b'right PLN Batam di wilayah RT 01/RW 10 Kaveling Senjulung, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, Kamis (2/11/2023) sore.
Menurut Wahyu, pemadaman listrik b'right PLN Batam di wilayah RT 01/RW 10 Kaveling Senjulung setiap hari terjadi tentu menimbulkan keresahan dan sangat mengganggu aktivitas belajar anak sekolah.
"Efeknya sangat fatal, proses belajar anak-anak pada malam hari tentu sangat terganggu. Disini, Pemko Batam maupun BP Batam harus memberikan solusi," ungkap Ketua Komisi II DPRD Kepri Wahyu Wahyudin.
Wahyu Wahyudin menuturkan, setiap kali pemadaman listrik berlangsung, b'right PLN Batam selalu beralasan pemakaian overload dan gardu kurang. Namun, hingga kini solusi belum dapat ditemukan.
"Seharusnya sebelum memasang pelanggan baru, b'right PLN Batam sudah memperhitungkan bebannya," jelasnya.
Sementara itu, terkait penambahan gardu, Wahyu meminta kepada Ketua RT/RW dan tokoh masyarakat setempat mencari lahan untuk penambahan gardu baru.
"Saya berharap b'right PLN Batam dapat berkoordinasi dengan BP Batam untuk meminta lahan agar bisa dibangun gardu induk baru," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Warga Batam kembali mengeluhkan pemadaman listrik yang dilakukan b'right PLN Batam di wilayah RT 01/RW 10 Kaveling Senjulung, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, Kamis (2/11/2023) sore.
Bagaimana tidak, pemadaman listrik tanpa pemberitahuaan yang dilakukan b'right PLN Batam ini dinilai warga sudah tidak wajar dan sangat meresahkan. Karena pemadaman terjadi hampir setiap hari dan disaat memasuki waktu ibadah shalat maghrib.
"Pemadaman listrik tanpa pemberitahuaan yang terjadi beberapa hari ini, membuat kami sangat resah dan terganggu. Setiap kali memasuki ibadah shalat maghrib pasti mati lampu," ungkap Atik dengan nada kesalnya.
Menurut Atik, pemadaman aliran listrik yang dilakukan b'right PLN Batam berlangsung cukup lama dan memakan waktu hingga 4 jam. Bahkan, warga harus rela mengungsi ketempat family terdekat untuk mendapatkan aliran listrik.
"Paling cepat 4 jam baru hidup aliran listrik disini. Kami tidak pernah menunggak bayar ya, tapi kenapa pelayanan b'right PLN Batam seperti ini. Kalu barang elektronik kami rusak siapa yang bertanggung jawab," terangnya.
Dengan kejadian ini, warga meminta perhatian khusus serta solusi Pemerintah Kota Batam untuk mengatasi pemadaman aliran listrik di wilayah Kaveling Senjulung.
"Siapa yang tahan kalau seperti ini terus meneruh. Pemerintah Batam harus mencari solusi sebelum hal ini membuat suasana Batam tidak kondusif," pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya mengkonfirmasi b'right PLN Batam perihal peristiwa ini. (ISP)