Dinilai Ada Kecurangan di Popda IX Kepri, Tim Sepak Bola Batam Minta Asprov Evaluasi Kinerja Wasit

Dugaan kecurangan dari tim sepak bola Lingga melawan Batam. 


INSPIRASIKEPRI.COM | BATAM - Pertandingan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) IX Kepri cabang olahraga sepak bola antara Batam melawan Lingga yang digelar pada Kamis (25/7/2024) di Stadion Citramas Batam, Kabil, diduga adanya kecurangan dari wasit. 

Tim Sepak Bola Batam sebagai tuan rumah Popda IX Kepri 2024 berakhir dengan adu penalti dengan skor 5-6. Sehingga Batam menduduki juara 3.

"Dugaan kecurangan atau kepemimpinan wasit dalam pertandingan Batam melawan Lingga sangat real. Kita memiliki sejumlah dokumentasi seperti video serta foto," ujar Nazirwan selaku Pelatih Tim Sepak Bola Batam, Jum'at (26/7/2024). 

Dalam perhelatan antara tim Sepak Bola Batam melawan Lingga kemarin banyak kejanggalan. Handsball di dalam kotak penalti yang dilakukan dari tim Lingga yang seharusnya pelanggaran, justru dianggap wasit bukanlah pelanggaran. 



"Handsball di dalam kotak penalti yang seharusnya berbuah point kepada tim Batam kemarin, justru bukan dianggap pelanggaran oleh wasit tapi reflek," ucap Iwan. 

Secara pribadi, lanjut Iwan, ia sempat melakukan protes keras terhadap keputusan wasit, tetapi protes yang dilontarkan oleh pelatih tidak digubris oleh wasit pertandingan. 

"Protes yang saya lakukan pada pertandingan kemarin justru berbuah kartu merah kepada saya. Tentu, keputusan wasit kala itu tetap saya terima, tetapi Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI dan Asosisasi Kota (Askot) PSSI harus mengevaluasi kembali kinerja kepemimpinan wasit dalam pertandingan itu," tegas Iwan. 

Lebih lanjut Iwan menyampaikan, pembinaan cabang olahraga sepak bola di Kota Batam sejauh ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Tetapi, pihak-pihak terkait yang kurang memberikan suport kepada para pemain muda jebolan Batam.

"Cara main sepak bola anak-anak muda Batam U-17 saat ini sudah sangat baik. Hanya saja tidak ada suport atau dukungan dari pihak terkait seperti Askot dan Asprov. Intinya, banyak sekali event yang tidak di suport oleh Askot dan itu banyak buktinya," jelas Iwan. 



Perlu digaris bawahi, untuk cabang olahraga sepak bola Popda IX Kepri gagal dan tidak sportif dalam bertanding.

"Kepemimpinan wasit dianggap tidak benar. Tentunya, hal ini perlu dievaluasi oleh bidang kewasitan. Ini tugas Asprov dan Askot untuk membenahi SDM wasit-wasit sepak bola di Kepri," tutup Iwan. 

Sementara itu, Yusri Nelson sebagai Pelatih Offisial Tim Sepak Bola Batam menyampaikan, wasit dalam pertandingan sepak bola antara Batam melawan Lingga seharusnya dapat memperhatikan kembali kejadian-kejadian yang terjadi saat pertandingan berlangsung. 

"Ada dua kejadian fatal yang tidak berpihak kepada tim Batam dalam pertandingan ini. Seperti, handsball di dalam kotak pinalti dan penjaga gawang yang mengambil bola dengan tangan di luar kotak penalti, tetapi wasit menganggap itu bukan pelanggaran," ucap Nelson. 

Dengan insiden ini, lanjut Nelson, tentu offisial Batam meminta Asprov dapat mengevaluasi kinerja wasit yang mengawal proses pertandingan tersebut.

"Protes yang dilakukan oleh tim Batam kepada wasit pasti ada. Tetapi, hal ini sudah menjadi keputusan wasit. Maka kita harus tetap ikuti dengan lapang dada," tegasnya. 

Para pemain muda Batam U-17 dalam pertandingan itu sudah cukup baik, hanya saja faktor keberuntungan tidak berpihak kepada tim Batam.

"Segala bentuk kesalahan dalam pertandingan ini tentu akan kami anggap sebagai pelajaran. Kami berharap, Pemerintah dapat memperhatikan kembali kemajuan sepak bola Batam terutama dalam liga-liga Popda atau Poprov. Mutu wasit juga harus diperhatikan," pungkasnya. (Isp) 


Tags :

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.